Sunday, June 16, 2013

Pool Of Funds Approach & Allocation Of Fund Approach

  I.            Pool Of Funds Approach        
            Pool of funds approach adalah penempatan (alokasi) dana bank dengan tidak memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu, dan tingkat harga perolehannya.


II.            Allocation Of Fund Approach
            Allocation approach adalah penempatan dana ke berbagai aktivitas dengan mencocokan masing-masing sumber dana yang sesuai dengan sifat. Jangka waktu, dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut.


             III.            Perbandingan antara Pool of Funds Approach dan Assets Allocation Approach

v  Pool Of Funds Approach

Kelebihan :

·         Perhitungan biaya relatif sederhana.
·         Pengelolaannya tidak kompleks.

Kelemahan :

·         - Tidak diberikan dasar untuk memperkirakan standar likuiditasnya.
·         - Tidak terdapat pertimbangan terhadap perubahan giro, tabungan, deposito, dan sumber lainnya.
·         - Mengabaikan likuiditas yang berasal dari portofolio kredit melalui pembayaran cicilan dana bungan secara terus-menerus.
·         - Memperkecil peranana cadangan sekunder sebagai sumber likuiditas.
·         - Mengabaikan kenyataan mengenai kemampuan bank untuk memperoleh laba dari operasinya.
·         - Mengabaikan peran interaksi aktive dan pasiva dalam penyediaan likuiditas secara musiman


v  Allocationof Fund  Approach

Kelebihan :

·         Mengalihkan penekanan likuiditas kepada profitabilitas
·         Jumlah rata-rata cadangan likuiditas mengalami penurunan sehingga alokasi dana dapat dialihkan lebih banyak pada penyaluran kredit dan penanaman modal dalam surat-surat berharga yang memiliki keuntungan lebih tinggi.
Kelemahan:

·         Keputusan mengenai jumlah likuiditas dilakukan berdasarkan perkiraan atau perputaran simpanan.
·         Bisa terjadi kelebihan likuiditas yang menyebabkan keuntungan menjadi berkurang.
·         Portofolio kredit dianggap sama sekali tidak likuid sehingga kredit tidak dianggap sebagai sumber likuiditas yang potensial.
·         Keputusan mengenai menajemen aktiva-pasiva dibuat secara independen.


v  Jenis – Jenis Alokasi Dana Bank Terdiri Dari :

a.      Primary Reserve (Cadangan Primer)
            Pembentukan cadangan primer dan primary reserve dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum, keperluan operasi bank, semua penarikan simpanan, dan permintaan pencairan kredit dari nasabah. Disamping itu cadangan primer digunakan untuk penyelesaian kliring antar bank dan kewajiban-kewajiban bank lainnya yang harus segera dibayar.

            Primary reserve adalah dana dalam kas dan saldo rekening koran bank pada Bank Indonesia dan bank-bank lainnya, serta warkat-warkat dalam proses penagihan.

b.      Secondary Reserve (Cadangan Sekunder)
            Adalah penempatan dana-dana ke dalam non cash liquid asset (asset liquid yang bukan kas) yang dapat memberikan pendapatan kepada bank dan terdiri atas surat-surat berharga paling liquid yang setiap saat dapat dijadikan uang tunai tanpa mengabaikan kerugian pada bank. Surat-surat berharga tersebut antara lain :

o   Surat berharga pasar uang atau SBPU
o   Surat Bank Indonesia atau SBI
o   Surat berharga jangka pendek lainnya
            Tujuan utama dari secondary reserve adalah sebagai pelengkap atau cadangan pengganti bagi primary reserve. Secondary reserve memiliki 2 (dua) manfaat bagi bank yaitu menjaga likuiditas dan profitabilitas bank.

            Cadangan sekunder (secondary reserve) digunakan untuk :

ü  Untuk kebutuhan likuiditas jangka pendek seperti ; penarikan simpanan oleh nasabah deposan dan pencairan kredit.
ü  Untuk kebutuhan likuiditas yang harus dipenuhi dan kebutuhan lainnya yang tidak diperkirakan.
ü  Tambahan apabilah cadangan primer tidak mencukupi.



c.       Loan Portofolio (Kredit)
            Adalah penyaluran kredit (loan), atau penentuan besarnya kredit yang akan diberikan. Penentuan besarnya volume kredit dipengaruhi oleh ketentuan-ketentuan sebagai berikut :


a)      Reserve requitment (RR)
            Adalah ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisikan sebagian dari dana pihak ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia.

b)      Loan to Deposit Ratio (LDR)
            Adalah ratio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Dana yang dihimpun adalah dana masyarakat/ dana pihak ketiga, kredit likuiditas Bank Idonesia dan modal inti bank.

c)      Batas maksimum pemberian kredit (BMPK)
            Adalah ketentuan tentang tidak diperbolekannya suatu bank untuk memberikan kredit yang besarnya melebihi 20% dari besarnya modal bank yang bersangkutan.

d)     Portofolio Investment
            Adalah dana sisa (residual fund) setelah penanaman dana dalam bentuk pinjaman (kredit) telah memenuhi kriteria atau target tertentu. Investasi ini berupa penanaman dalam bentuk surat-surat berharga jangka panjang atau surat berharga berlikuiditas tinggi dengan tujuan memberikan tambahan pendapatan dan likuiditas bank.

            Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan penanaman dana dalam bentuk portofolio investment adalah :

1. Tingkat bunga
2. Capital gain yang mingkin bisa diraih (untuk jenis saham)
3. Kualitas atau keamanan dan mudah diperjual-belikan
4. Jangka waktu jatuh temponya (obligasi, sertifikat, deposito)
5. Pajak harus dibayar.

e)      Fixed Assets (Aktiva Tetap)
            Adalah penanaman dalam bentuk aktiva tetap. Aktiva tetap seperti : pembelian tanah, pembangunan gedung, peralatan operasional bank, (komputeri facsimile), kendaraan; yang ditujukan untuk memperlancar kegiatan operasional bank.


              IV.            Cost Of Fund

Cost Of Fund merupakan biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk setiap dana yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber sebelum dikurangi dengan likuiditas wajib minimum yang harus selalu dipelihara oleh bank. Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk memperoleh dana dari sumbernya, bank harus mengeluarkan sejumlah biaya, dimana biaya tersebut merupakan harga riil dari sumber dana yang dapat dihimpun bank. Dengan diketahuinya jumlah biaya dana sesungguhnya yang dikeluarkan bank untuk sumber dana, maka bank akan memperoleh kepastian laba rugi dalam pemasaran dana dalam bentuk kredit yang dilakukan oleh bank yang bersangkutan.

Persaingan di industri perbankan saat ini semakin ketat, sehingga memerlukan pengelolaan sumber daya dan dana yang dipercayakan secara bijak dalam rangka meningkatkan profitabilitas maupun pencapaian tujuan yang lainnya. Prinsip pengelolaan dana bank adalah bagaimana memperoleh sumber dana tertentu dengan biaya dana (cost of fund) yang seminimal mungkin, sedangkan disisi lain bagaimana bisa menyalurkan dana tertentu dengan memperoleh keuntungan yang seoptimal mungkin.

Sumber dana bank (source of fund) sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari giro, tabungan dan deposito. Sedangkan penyaluran dana bank sebagian besar teralokasi ke aktiva produktif yang terdiri dari: simpanan antar bank, surat berharga yang dimiliki, kredit yang diberikan dan penyertaan. Semakin rendah biaya dana suatu bank akan ada indikasi bahwa bank tersebut dikelola oleh manajemen yang handal. Sebaliknya semakin tinggi cost of fund akibat struktur pendanaan yang mahal menyebabkan  interest spread (Perbedaan biaya bunga dengan pendapatan bunga) menjadi terbatas. Oleh karena itu bank dituntut untuk melakukan manajemen sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.

Komponen Cost of Fund dan Suku Bunga Kredit

Alokasi penggunaan dana bank dilihat dari segi akuntansi terletak di sisi Aktiva atau Asset dengan struktur rekening-rekening neraca yang tertentu uang umumnya berdasarkan likuiditasnya. Total dana yang tersedia terdiri dari 2 jenis, yaitu Unloanable Fund dan Loanable Fund. Unloanable fund terdiri dari legal reserve requirement yang ditetapkan oleh otoritas moneter (BI) sebesar minimal …% dari total deposit, jumlah kas minimal yang harus tersedia untuk melayani penarikan dana oleh nasabah, Working Capital atau cadangan operasional lainnya.

            Loanable Fund dapat diklasifikasikan menjadi Idle Fund dan Operable Fund. Idle Fund adalah dana yang masih menganggur atau belum digunakan pada alokasi yang produktif bagi Bank sedangkan Operable Fund adalah dana yang sudah dioperasikan oleh Bank terutama dalam bentuk kredit yang diberikan pada debitur. Bank selalu berusaha meminimalkan idle fund atau memperbesar operable fund untuk mengoptimalkan keuntungan. Klasifikasi penggunaan dana ini sangat diperlukan untuk menghitung biaya dana yang harus dikeluarkan Bank (Cost of Fund) yang terdiri dari beberapa cara perhitungan. Berdasarkan Cost Of Fund ini Bank bisa menetapkan harga produk Banknya dengan memperhitungakan interest spead yang diinginkan.



v  Beberapa konsep mengenai penetapan harga produk perbankan adalah sebagai berikut :
ü  Cost Plus Pricing
Memperhitungkan biaya dana, fixed cost dan variable cost
ü  Variable Costing
Penetapan harga dengan menggunakan konsep hanya menggunakan Cost of mixed fund sehingga tingkat harga produk relatif rendah.
ü  Skimming Pricing
Menetapkan harga setinggi-tingginya untuk mendapatkan untuk memperoleh laba maksimal
ü  Market Pricing
Harga ditentukan bergantung dengan mekanisme pasar, dengan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran
ü  Relational Pricing
Konsep ini dipengaruhi oleh hubungan baik antara pihak bank dengan nasabah.

ü  Penetration Pricing
Menetapkan harga serendah-rendahnya dengan tujuan untuk penetrasi pasar atau mengenalkan produk baru.
ü  Non Cost Pricing
Konsep ini tidak memperhitungkan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan.



v  Secara umum perhitungan Cost of Fund ada empat yaitu :


Cost of Mixed Fund (COF)

          COF =   DP + TIP / OF + DD + TD + SD x100%      

Cost of Money (COM) 
          COM = Overhead Cost + DP + TIP / OF + DD + TD + SD x 100%

Cost of Loadnable Fund (COL)
          COL = DP + TIP /  + DD + TD + SD + OF - UF  x 100%

Cost of Operable Fund (COP)
          COP = DP + TIP / OF + DD + TD + SD – (IF+UF) x 100%

Keterangan

TIP= Total Interest Paid (Total Biaya Bunga)
DP = Deviden Paid (Deviden saham yang dibayarkan)
SD = Saving Deposits (Tabungan)
TD = Time Deposits (Deposito)
DD = Demand Deposits (Giro)
OF = Other Fund (termasuk modal)
UF = Unloanable Fund
IF = Idle Fund


Unsur-unsur Cost Of Fund
Unsur-unsur yang harus ada dalam menghitung cost of fund adalah sebagai berikut :
a.       Sumber dana yaitu jenis-jenis dana yang dapat dihimpun bank, baik dari dana sendiri maupun dana yang berasal dari luar, yang mana dalam perhitungannya sumber dana ini dibagi dua yaitu dana berbiaya dan dana tidak berbiaya.
b.      Jumlah dana yaitu jumlah semua dana yang dapat dihimpun bank baik dana dari dalam maupun dari luar.
c.       Loanable Fund : dana yang dapat dialokasikan baik untuk pemberian kredit atau untuk pembelian surat-surat berharga untuk tujuan memperoleh penghasilan.
d.      Unloanable Fund : dana yang tidak dapat dialokasikan untuk pemberian kredit dan investasi lainnya. Dana ini diperuntukkan bagi aktiva tetap dan pengelolaan liquiditas.
e.       Reserve Requirement : dana yang ditahan bank untuk kepentingan liquiditas, besarnya dana ini ditentukan oleh BI.


           Faktor-faktor yang mempengaruhi Cost Of Fund
Besarnya Cost of fund dipengaruhi oleh :
§  Tingkat suku bunga yang dibayar
§  Komposisi dari portfolio sumber dana
§  Ketentuan mengenai cadangan wajib minimum (reserve requirement)
§  Biaya pelayanan untuk mendapatkan dana (service cost)
§  Pajak atas bunga

§  Tahun efesiensi

1 comment: