Sunday, June 16, 2013

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dalam:
1.   Proyeksi arus kas keluar
2.   Pengawasan biaya
Perencanaa biaya yang baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Manfaaat yang diperoleh dari kegiatan ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lain:
·         Dapat diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan.
·         Dapat diketahui siapa konsumen akhir barang yang dijual.
·         Dapat diketahui apa yang diinginkan konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Pengawasan biaya terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing bagian dalam perusahaan. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal tiga macam biaya, yakni:
1.      Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total dari bulan kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dan lain-lain. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain: gaji, pajak kekayaan, asuransi, penyusutan (kecuali yang menggunakan Performance Method).
2.      Biaya variable (variable cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity base), seperti jam buruh langsung (DLH), jam mesin (DMH), dan unit barang (kg, liter). Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain: biaya bahan mentah langsung, biaya tenaga kerja langsung, tenaga (power).
3.      Biaya semi variable (semi variable cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat variabel. Biaya ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya semi variabel antara lain: biaya tenaga kerja tak langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, biaya bahan mentah tak langsung, dan lain-lain.
Penggolongan lain atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan yakni biaya yang:
1.      Dapat dikendalikan (controllabel), dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat terpengaruh oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
2.      Tidak dapat dikendalikan (non controllabel), pada umumnya dikatakan bahwa untuk jangka pendek biaya penyusutan merupakan biaya yang non controllable.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK
Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung.
PERENCANAAN BESARNYA ANGGARAN
Didalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:
1.      Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Penanggung jawab perencanaan: perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab (responsibility accounting). Atas dasar prinsip ini dikenal adanya pembagian menjadi departemen produksi dan departemen jasa.
Departemen produksi yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk akhir.
Departemen jasa yaitu bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian ini.
Berdasarkan pembagian ini dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni BOP – langsung yang terjadi pada departemen produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada departemen jasa.
Item biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi dan departemen produksi dan departemen jasa dapat diperiksa, contohnya pada table berikut ini:







Tabel
Biaya Overhead Pabrik
Perusahaan Tekstil (Suatu Ilustrasi)
Item Biaya
BOP – Langsung
BOP Tidak Langsung
Bagian Pemintalan
Bagian Pertenunan
Bagian Finishing
Bagian Diesel
Bagian Bengkel
Bagian Gudang & Pembelian
1.  Tempat kerja tak langsung
Manajer emintalan
Mandor mesin pintal
Operator mesin pintal
Pembantu-pembantu
Manajer pertemuan
Mandor mesin tenun
Operator mesin tenun
Pembantu-pembantu
Manajer finishing
Mandor mesin finishing
Operator mesin finishing
Pembantu-pembantu
Mandor kamar diesel
Operator mesin diesel
Pembantu-pembantu
Mandor bengkel
Mekanik
Pembantu-pembantu
Kepala gudang & pembelian
Administrasi gudang
Penjaga gudang
Petugas pembelian
2.  Material tak langsung
Berbagai bahan penolong
Berbagai bahan penolong
Zat-zat kimia
Zat-zat warna
Pati kenji dan lain-lain
Material pembungkus
Bahan bakar diesel
Bahan pelumas
Berbagai sumber cadang
Office supplies
3.  Penyusutan
Penyusutan gudang pabrik
Penyusutan mesin pintal
Penyusutan aktiva tetap lainnya
Penyusutan gudang
Penyusutan mesin tenun
Penyusutan aktiva tetap lainnya
Penyusutan gedung
Penyusutan mesin finishing
Inventaris lainnya
Penyusutan gedung diesel
Penyusutan generator listrik
Penyusutan perlengkapan lainnya
Penyusutan gudang pabrik
Penyusutan alat perbengkelan
Penyusutan aktiva tetap lainnya
Penyusutan gudang pabrik
Penyusutan inventaris gudang
Penyusutan truk/forklift
4.  Biaya lainnya
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
Alat tulis habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
Alat tulis
Air
Polis asuransi
Pajak kekayaan
Alat tulis
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan

2.      Cara menentukan jumlah anggaran
Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
a)      Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi tiga macam, yakni jenis biaya fixed, jenis biaya variabel, dan jenis biaya semi variabel.
b)      Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang wewenang menentukannya terletak dibagian itu sendiri. Ada pula biaya yang dihitung atas dasar ketentuan yang wewenangnya terletak di luar/di atas bagian itu sendiri.
Sifat Biaya
Dasar Pertimbangan
Jenis Biaya
Wewenang Penganggaran
1. Fixed
1.1 Satuan waktu
1.2 Tarif tertentu

1.3 Ketentuan perusahaan
1.4 Kebijaksanaan sendiri
Penyusutan AT
Pajak kekayaan
Polis asuransi
Gaji pegawai
Biaya administrasi
Suku cadang
Pusat*)
Pusat

Pusat
Bagian
2. Variabel
2.1 Volume x harga/tarif
Bahan bakar
Material Pembungkus
Biaya perjalanan
Vol: bagian
harga = pusat
3. Semi Variabel
3.1 Kebijaksanaan menganggarkan
Biaya pemeliharaan
Bagian
*) wewenang pusat dalam arti bahwa pelaksanaan penganggarannya tetap terletak ditangan bagian masing-masing, namun cara menganggarkannya tunduk pada peraturan pusat (Direksi Departemen).
Pengawasan Biaya Overhead
Dalam rangka pengwasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu (service) kepada bagian produksi. Dalam pengalokasian biaya bagian jasa atau pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut clean cost concept. Cara ini merupakan salah satu cara alokasi biaya, dimana biaya overhead pada bagian jasa atau pembantu secara langsung dialokasikan ke bagian-bagian produksi, dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.
Contoh 1:
Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya overhead sebesar Rp 1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai bagian dengan proporsi:
Bagian produksi   I : 40%
Bagian produksi  II : 30%
Bagian produksi III : 30%
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead (Rp 1.000.000,00) dapat dialokasikan ke masing-masing bagian dengan perhitungan sebagai berikut:
Bagian
Perhitungan Alokasi Biaya
Alokasi Biaya Overhead Bagian Jasa/Pembantu
Bagian produksi     I
Bagian produksi    II
Bagian produksi   III
40% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 300.000,00

Contoh 2:
Pada PT. GERONIMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar sebagai berikut:
Bagian Produksi:
Bagian produksi   I     Rp 12.000.000,00
Bagian produksi  II     Rp 20.000.000,00
Bagian produksi III     Rp 10.000.000,00

Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa/Pembantu   I   Rp 2.500.000,00
Bagian Jasa/Pembantu  II   Rp 5.000.000,00

Jasa bagian Jasa/Pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian Produksi
Bagian Jasa/Pembantu
I
II
I
II
III
50%
30%
20%
45%
30%
25%

Berdasarkan Proporsi Pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian Jasa/Pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut:
Keterangan
Bagian Produksi
Bagian Jasa/Pembantu
I
II
III
I
II
Biaya Overhead 1984
Alokasi biaya overhead bagian jasa:
Bagian Jasa I
Bagian Jasa II
12.000.000,00




1.250.000,00
2.250.000,00
20.000.000,00




750.000,00
1.500.000,00
10.000.000,00




500.000,00
1.250.000,00
2.500.000,00




(2.500.000,00)
-
5.000.000,00




(5.000.000,00)
-
Jumlah Biaya Overhead
15.500.000,00
22.250.000,00
11.750.000,00
0
0

Dalam metode ini dinyatakan dalam bentuk persamaan aljabar:
            X = a+ b1Y
dan     
Y = a+ b2X


dimana:
X adalah jumlah biaya overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y
Y adalah jumlah biaya overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X
A1 adalah  biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
Aadalah biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
Badalah persentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X
B2 adalah persentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y

Contoh 3:
Pada PT. GENIT, selama tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar sebagai berikut:
Bagian
Biaya Overhead
Bagian Produksi:
Bagian   I
Bagian  II
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian   I (x)
Bagian  II (y)

Rp 10.000.000,00
Rp 15.000.000,00

Rp 5.000.000,00
Rp 4.000.000,00

Jasa bagian Jasa/Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu sendiri, dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian Jasa I dan bagian Jasa II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut:

Pemberi Jasa
Pemakai Jasa
Bagian Produksi
Bagian Jasa/Pembantu
I
II
I (x)
II (y)
Bagian Jasa  I (x)
Bagian Jasa II (y)
50%
55%
40%
30%
-
15%
10%
-

Dengan menggunakan  metode aljabar, maka biaya tiap bagian Jasa/Pembantu dinyatakan dengan persamaan-persamaan:
1.      X = 5.000.000 + 0,15 Y
2.      Y = 4.000.000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas dikombinasikan menjadi:
                  X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10 X)
                  X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015 X
 X – 0,015 X = 5.600.000
       0,985 X = 5.600.000
X = 5.685.279 (dibulatkan)
Y = 4.000.000 + 0,10 X
Y = 4.000.000 + 0,10 (5.685.279)
Y = 4.000.000 + 568.527
Y = 4.568.528 (dibulatkan)

Artinya:
1.      Biaya overhead Bagian Jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa II adalah sebesar Rp 5.685.279,00.
2.      Biaya overhead Bagian Jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa I adalah sebesar Rp 4.568.528,00.

Dengan demikian maka jumlah biaya overhead pabrik neto masing-masing bagian ditentukan sebagai berikut:
Bagian Jasa
BOP Asli
Menerima
Memberi
BOP Neto
Bagian  I (X)
Bagian II (Y)
5.000.000
4.000.000
685.279
568.528
568.528
685.279
5.116.751,00
3.883.249,00

Kedua biaya BOP Neto dari Departemen Jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I dan II dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
1. BOP Langsung
Rp 10.000.000,00
Rp 15.000.000,00
2. BOP tidak langsung
a. Dep. Jasa  I (X) : 50/90 x BOP neto =       2.842.639,00
b. Dep. Jasa II (Y) : 55/85 x BOP neto =      2.512.691,00

40/90 x BOP neto =    2.274.112,00
30/85 x BOP neto =    1.370.558,00
Jumlah biaya
Rp 15.355.330,00
 Rp 18.644.670,00

Atas dasar penentuan biaya BOP untuk masing-masing bagian atau departemen produksi inilah kemudian ditentukan tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif ini diperlukan dalam rangka penentuan harga pokok produksi.
Dari kedua contoh di atas tampak bahwa proporsi pemakaian jasa bagian jasa/pembantu adalah berdasarkan persentase-persentase tertentu. Ada bermacam-macam alat penghitung yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya benar-benar adil, artinya makin besar jasa yang dipakai makin besar pula rupiah yang ditanggung.
Contoh 4:
Biaya Bagian Jasa
Dasar Pembagian
·         Biaya listrik
·         Biaya pemakaian gedung
·         Biaya perbaikan mesin
·         Biaya pembelian
Kilowatt hour yang dipakai
Meter persegi luas lantai
Jam kerja perbaikan yang dipakai
Perbandingan nilai pembelian

Masalah Satuan Kegiatan (Activity Base)
Satuan kegiatan atau satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa, dalam rangka proses produksi. Satuan kegiatan ini sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya overhead pabrik, karena pada garis besarnya biaya overhead pabrik merupakan hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah tertentu sebagai tarif biaya overhead (overhead rate). Satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu adalah:
1)      Bagian produksi
a)      Unit barang yang dihasilkan
b)      Jam buruh langsung (direct labor hour)
c)      Jam mesin langsung (direct machine hour)
d)     Biaya bahan mentah
e)      Biaya tenaga kerja langsung
2)      Bagian jasa/pembantu
a)      Jam reparasi langsung (direct repair hour)
b)      Kilowatt hour, untuk bagian pembangkit tenaga listrik
c)      Nilai pembelian bahan mentah, untuk bagian pembelian
d)     Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja, untuk bagian umum dan administrasi pabrik

Perhitungan Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal sebagai beikut:
1.      Volume produksi  masing-masing barang (dilihat dari anggaran produksi).
2.      Biaya bahan mentah untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran bahan mentah).
3.      Biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran tenaga kerja).
4.      Biaya overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
5.      Satuan kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
6.      Angka-angka standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.

Contoh 5:
PT. KOTA BARU memproduksi 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi, diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:
Barang  A        7.000 unit produksi
Barang B         4.000 unit produksi
Satuan kegiatan masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
Bagian
Satuan Kegiatan
Produksi I
Produksi II
Reparasi (bagian Jasa/Pembantu)
Unit barang A
Jam mesin langsung (DMH)
Jam reparasi langsung (DRH)

Angka standar pada bagian produksi II adalah sebagai berikut:
Barang
DMH
A
B
4
3

Angka standar pada bagian reparasi:
Bagian yang menggunakan jasa
DRH
Produksi I
Produksi II
0,20 DRH per unit A
0,07 DRH per DMH

Biaya overhead yang akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:
Bagian
Biaya Overhead
Produksi I
Produksi II
Reparasi
Rp 26.000,00
Rp 16.000,00
Rp 6.000,00

Dari anggaran bahan mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Barang
Biaya Bahan Mentah
A
B
Rp 70.000,00
Rp 60.000,00

Sedangkan dari anggaran biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya tenaga kerja langsung untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:


Barang
Biaya Tenaga Kerja Langsung
A
B
Rp 35.000,00
Rp 14.000,00

Dengan data-data yang tersedia diatas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing-masing barang!
Jawab:
Terlebih dahulu dihitung tingkat kegiatan masing-masing kegiatan (baik bagian produksi maupun bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
Bagian
Perhitungan
Satuan kegiatan
Tingkat kegiatan
Produksi I
(dari anggaran produksi)
Unit A
7.000
Produksi II
Barang A = 7.000 x 4 DMH
= 28.000
Barang B = 4.000 x 3 DMH
= 12.000
DMH
40.000
Reparasi
Bagian I  = 7.000 x 0,20
=1.400
Bagian II = 40.000 x 0,07
= 2.800
DRH
4.200
 Jadi tingkat kegiatan masing-masing kegiatan adalah:
Bagian produksi I       = 7.000 unit barang A
Bagian produksi II      = 40.000 DMH
Bagian Reparasi          = 4.200 DRH
Setelah itu kemudian diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing bagian produksi sebagai berikut:
keterangan
Bagian Produksi
I
II
Biaya overhead bagian produksi
Pengalokasian biaya overhead bagian reparasi (dengan dasar DRH):
Bagian produksi I
=  
Bagian produksi II
Jumlah biaya overhead yang akan dialokasikan ke barang A dan B
Tingkat kegiatan:
Bagian produksi  I: (dalam unit A)
Bagian produksi II: (dalam DMH)

Tarif biaya overhead (overhead rate)
Bagian produksi (per unit A)
Bagian produksi II (per DMH)
Rp 6.000,00



Rp 2.000,00



Rp 28.000,00


7.000 unit






Rp 4.000,00


Rp 20.000,00


40.000 DMH

Rp 4,001)



Rp 0,502)

1)  = Rp 4,00 per unit
2)  = Rp 0,50 per DMH
Setelah diketahui tarif biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi, maka dapat dihitung harga pokok produksi barang A dan B sebagai berikut:

Keterangan
Barang A (7.000 unit)
Barang B (4.000 unit)
Total (Rp)
Per unit (Rp)
Total (Rp)
Per unit (Rp)
Biaya bahan mentah langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Biaya overhead barang A
Bagian 1
= 7.000 x Rp 4,00
= Rp 28.000,00
Bagian II
= 7.000 x 4 DMH x Rp 0,50
= Rp 14.000,00
Barang B
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH x Rp 50,00
70.000,00
35.000,00






42.000,00


10,00
5,00






6,00
60.000,00
14.000,00









6.000,00
15,00
3,50









1,50
Jumlah
147.000,00
21,00
80.000,00
20,00


Penyusunan Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajari dari contoh berikut ini:
Contoh:
PT GITA BAHARI memproduksi dua macam barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”. pada pabrik terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu, yakni:
Bagian produksi:
·         Bagian produksi I
·         Bagian produksi II
·         Bagian produksi III

Bagian jasa/pembantu:
·         Bagian Umum dan Administrasi Pabrik
·         Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
·         Bagian Reparasi
Pabrik menempati sebuah bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian Penjualan dan Bagian Umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut:
·         60% dipakai Pabrik
·         20% dipakai bagian Penjualan
·         20% dipakai bagian Umum
Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga bagian tersebut dengan dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah sebagai berikut:
Bagian
Satuan Kegiatan
Produksi (I,II,III)
Umum dan Administrasi Pabrik
Pembangkit Tenaga Listrik
Reparasi
Jam Buruh Langsung (DLH)
Jam Buruh Langsung (DLH)
Kilowatt Hours (KWH)
Jam Reparasi Langsung (DRH)
Dari anggaran produksi, didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
Barang
X
Y
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
70.000
80.000
80.000
240.000
230.000
260000
34.000
36.000
38.000
140.000
127.000
145.000
Jumlah
960.000
520.000

Dari Anggaran Tenaga Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian Produksi sebagai berikut:
Anggaran Tenaga Kerja
Bulan dan Kuartal
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III
X
Y
Jumlah DLH
X
Y
Jumlah DLH
X
Y
Jumlah DLH
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
-
-
-
-
-
-
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
Jumlah
384.000
104.000
488.000
192.000
-
192.000
384.000
104.000
488.000
Catatan:
Barang X diproses melalui bagian produksi I, II, III. Sedangkan barang Y hanya melalui bagian produksi I dan II.
Dengan berdasarkan pengalaman pada waktu-waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka kepala bagian jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan bagian Pembangkit Tenaga Listrik dan Bagian Reparasi sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik (KWH)
Bagian Reparasi (DRH)
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
1.450.000
1.600.000
1.600.000
5.100.000
4.800.000
5.450.000
290
330
320
1000
970
1090
Jumlah
20.000.000
4.000

Dalam mengalokasikan biaya gedung dan biaya overhead bagian jasa/pembantu digunakan pendekatan Direct Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai berikut:
1. Biaya gedung: 60% dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian dalam Pabrik, dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
Persentase
Bagian jasa/pembantu
·         Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
·         Bagian Reparasi
Bagian Produksi
·         Bagian produksi I
·         Bagian produksi II
·         Bagian produksi III

10%
5%

36,89%
18,312%
29,798%
Jumlah
100%


2. jasa bagian umum dan administrasi pabrik, digunaan bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
Persentase
Bagian jasa/pembantu
Bagian Pembangkit Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III

10%
10%

50%
10%
20%
Jumlah
100%


3. Jasa bagian Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
Persentase
Bagian jasa/pembantu
Bagian Reparasi
Bagian Produksi:
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III

500.000

10.000.000
5.000.000
4.500.000
Jumlah
20.000.000

4. Jasa bagian Reparasi digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
Persentase
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
1.600
800
1.600
Jumlah
4.000

Biaya gedung yang akan terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
Biaya Gedung
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Rp 13.200.000
Rp 12.300.000
Rp 12.220.000
Rp 36.380.000
Rp 37.000.000
Rp 38.900.000
Jumlah
Rp 150.000.000

Kepala bagian pabrik, dengan berdasarkan pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya-biaya overhead pada bagian jasa/pembantu selama tahun 1984 adalah sebagai berikut:

ANGGARAN BIAYA DISTRIBUSI
Biaya distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk kedalamnya adalah:
1.      Biaya tenaga kerja bagian penjualan, yang terdiri dari:
a.       Pengawas penjualan (supervisor)
b.      Tenaga penjual (salesman)
c.       Pegawai kantor penjualan
2.      Biaya angkut (freigh); dalam hal ini biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar.
3.      Biaya perjalanan yang terdiri dari:
a.              Biaya transport petugas penjualan
b.              Biaya penginapan petugas penjualan
c.              Biaya konsumsi petugas penjualan
4.      Biaya telepon;dalam hal ini biaya telepon yang dikeluarkan untuk kepentingan penjualan barang.
5.       Komisi yaitu uang yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut berjasa dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman itu sendiri dan pihak-pihak lain.
6.       Penyusutan alat-alat kantor bagian penjualan.
7.       Biaya administrasi penjualan.
8.       Biaya asuransi.
9.       Pajak.
10.     Biaya Advertensi dan Promosi.
            Dalam bagian yang membicarakan Anggaran Komprehensif telah dikatakan bahwa advertensi dan promosi hasur disusun tersendiri lebih dahulu, sebagai Anggaran Biaya Advertensi (termasuk anggaran type Appropriasi).

Daerah Penjualan
Biaya Advertensi dan Promosi
Kantor Pusat
Jawa Barat + DKI
Jawa Tengah
Jawa Timur
Rp   60.000,00
24.000,00
36.000,00
12.000,00
Jumlah
Rp 132.000,00

Angka-angka dalam anggaran biaya advertensi di atas kemudian dimasukkan pada budget biaya distribusi untuk masing-masing penjualan.
Untuk merencanakan besarnya biaya distribusi digunakan berbagai cara pendekatan yaitu:
1. Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat subjektif sehingga banyak sekali kelemahan-kelemahannya.
2. Dengan mempertimbangkan keadaan persaingan. Pada dasarnya apabila tingkat persaingan dirasakan makin ketat, maka biaya distribusi terpaksa diperbesar, terutama untuk biaya advertensi dan promosi.
3. Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan.
4. Dengan menentukan jumlah tertentu untuk setiap unit barang yang terjual.
5. Dengan memperhatikan tingkat keuntungkan tahun yang lalu.
6. Berdasarkan return on investment, yaitu imbangan antara tingkat keuntungan dengan investasi.
7. Task Method. Dalam metode ini kegiatan promosi yang akan dijalankan diperinci.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya Distribusi
Penyusunan anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan, terutama dalam hal: perencanaan, koordianasi, dan pengawasan.
Dalam bidang perencanaan dengan disusunnya anggaran biaya distribusi maka perusahaan dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang akan dikeluarkan. Dilain pihak, anggaran biaya distribusi dapat dipakai sebagai alat koordinasi bagian penjualan. Semua petugas penjualan, baik pengawas penjualan maupun tenaga salesman dapat bekerja sama untuk merencanakan kegiatan promosi. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan. Penyimpangan biaya distribusi dari rencana (misalnya menjadi terlalu besar) kadang-kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang.
Contoh Anggaran Biaya Distribusi
            Dengan asumsi bahwa anggaran penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya distribusi disusun berdasarkan rupiah penerimaan penjualan, maka anggaran biaya distribusi dapat disusun sebagai berikut:

PT MERCUSUAR
Anggaran Biaya Distribusi
1984
(dalam ratusan rupiah)
Biaya/Daerah
Januari
Februari
Maret
Kwar. II
Kwar. III
Kwar. IV
Jumlah
Kantor Penjualan:
Gaji pengawas
Telepon
Penyusutan alat kantor
Biaya alat-alat kantor
Biaya kendaraan
Advertensi

12.000
1.314
50
909
2.132
5.000

12.000
1.353
50
968
2.275
5.000

12.000
1.387
50
1.019
2.397
5.000

36.000
4.035
150
2.868
6.734
15.000

36.000
3.607
150
2.221
5.165
15.000

36.000
4.165
150
3.064
7.210
15.000

144.000
15.861
600
11.049
25.913
60.000
Jumlah
21.405
21.646
21.853
64.787
62.143
65.589
257.423
Jawa Barat & DKI:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi

6.000
2.129
789
7.200
1.628
2.000

6.000
2.314
847
8.280
1.857
2.000

6.000
2.184
806
7.520
1.096
2.000

18.000
6.525
2.410
22.400
6.054
6000

18.000
5.466
2.075
16.200
3.738
6.000

18.000
6.661
2.452
23.200
5.225
6.000

72.000
25.279
9.379
84.800
19.198
24.000
Jumlah
19.746
21.298
20.266
60.389
51.479
61.538
234.656
Jawa Tengah:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi

8.000
2.470
1.198
9.084
1.530
3.000

8.000
2.675
1.277
10.356
1.724
3.000

8.000
2.852
1.346
11.460
1.893
3.000

24.000
8.065
3.848
31.320
5.213
9.000

24.000
6.454
3.221
21.300
3.679
9.000

24.000
8.296
3.938
32.760
5.432
9.000

96.000
30.812
14.828
116.280
19.471
36.000
Jumlah
25.282
27.032
28.551
81.446
67.654
83.426
313.391
Jawa Timur:
Gaji pengawas
Biaya perjalanan
Biaya telepon
Komisi penjualan
Ongkos angkut
Advertensi

3.000
1.001
421
3.732
674
1.000

3.000
865
371
2.964
583
1.000

3.000
1.045
437
3.984
704
1.000

9.000
2.804
1.190
10.080
1.890
3.000

9.000
2.580
1.109
8.820
1.740
3.000

9.000
3.346
1.387
13.140
2.253
3.000

36.000
11.641
4.915
42.720
7.844
12.000
Jumlah
9.828
8.783
10.170
27.969
26.249
32.126
115.120
Jumlah keseluruhan
79.469
82.148
84.325
244.639
215.577
253.339
959.497

ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
Biaya-biaya yang dikategorikan sebagai biaya administrasi adalah semua biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan biaya distribusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relative besar, biaya administrasi timbul pada bagian-bagian: administrasi, pembukuan, perbekalan, dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya administrasi secara keseluruhan, mencakup:
1. Biaya untuk direksi dan stafnya, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya perjalanan, biaya representasi, dan administrasi kantor direksi.
2. Biaya departemen keuangan yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan dan biaya administrasi departemen, biaya penyusutan aktiva tetap.
3. Biaya departemen umum dan administrasi yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex), asuransi pegawai, penyusutan macam-macam aktiva tetap, listrik dan air.
Contoh:
            Pada PT KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang diperhitungkan dalam penyusunan anggaran biaya administrasi, yakni bagian administrasi dan bagian pembukuan. Anggaran Biaya Administrasi secara total adalah sebagai berikut:

PT KENCANA MURNI
Anggaran Biaya Umum dan Administrasi
Tahun 1984
Keterangan
Januari
Februari
Maret
Kwar. II
Kwar. III
Kwar. IV
Jumlah
Bagian Administrasi
·         Gaji
·         Biaya perjalanan
·         Telepon
·         Penyusutan
·         Asuransi
·         Pajak
·         Peralatan kantor

500.000
75.000
75.000
5.000
2.000
2.000
1.000

500.000
75.000
79.000
5.000
2.000
2.000
1.100

500.000
75.000
83.900
5.000
2.000
2.000
1.200

1.500.000
225.000
236.400
15.000
6.000
6.000
3.200

1.500.000
225.000
184.000
15.000
6.000
6.000
2.300

1.500.000
225.000
252.300
15.000
6.000
6.000
3.400

6.000.000
900.000
911.400
60.000
24.000
24.000
12.200
Jumlah
660.000
664.000
669.100
1.991.600
1.938.300
2.007.700
7.931.600
Bagian Pembukuan
·         Gaji
·         Biaya perjalanan
·         Telepon
·         Penyusutan
·         Asuransi
·         Pajak
·         Peralatan kantor

400.000
10.000
10.000
20.000
2.000
3.000
5.000

400.000
10.000
10.400
20.000
2.000
3.000
5.400

400.000
10.000
10.700
20.000
2.000
3.000
5.700

1.200.000
30.000
31.000
66.000
6.000
9.000
16.000

1.200.000
30.000
26.600
60.000
6.000
9.000
11.600

1.200.000
30.000
32.300
60.000
6.000
9.000
17.300

4.800.000
120.000
121.000
240.000
24.000
36.000
61.000
Jumlah
450.000
450.800
451.400
1.352.000
1.343.200
1.354.600
5.402.000
Jumlah (1 tahun)
1.110.000
1.115.700
1.120.500
3.343.600
3.281.500
3.362.300
13.333.600


No comments:

Post a Comment