Tujuan akhir yang ingin
dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang maksimal. Dalam
usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya perlu
direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dalam:
1. Proyeksi arus kas keluar
2. Pengawasan biaya
Perencanaa biaya yang
baik harus dipusatkan pada hubungan antara tingkat pengeluaran dengan manfaat
yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Manfaaat yang diperoleh dari kegiatan
ini tentu saja berupa peningkatan volume penjualan. Untuk itu perusahaan harus
mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar. Manfaat yang diperoleh
dari kegiatan ini antara lain:
· Dapat diketahuinya market share yang
dimiliki perusahaan.
· Dapat diketahui siapa konsumen akhir
barang yang dijual.
· Dapat diketahui apa yang diinginkan
konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Pengawasan biaya
terutama harus diselaraskan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan
dalam operasinya dan disesuaikan dengan tanggung jawab yang harus dipikul oleh
masing-masing bagian dalam perusahaan. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal
tiga macam biaya, yakni:
1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu
biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat konstan secara total dari bulan
kebulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi
tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu, dan lain-lain.
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain: gaji, pajak
kekayaan, asuransi, penyusutan (kecuali yang menggunakan Performance Method).
2. Biaya variable (variable cost) yaitu
biaya-biaya yang secara total selalu mengalami perubahan, dimana perusahaan itu
searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Dalam hal ini tingkat
kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity base), seperti
jam buruh langsung (DLH), jam mesin (DMH), dan unit barang (kg, liter).
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain: biaya bahan mentah
langsung, biaya tenaga kerja langsung, tenaga (power).
3. Biaya semi variable (semi variable cost)
yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat variabel. Biaya ini mengalami perubahan,
tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Biaya-biaya yang
termasuk kategori biaya semi variabel antara lain: biaya tenaga kerja tak
langsung, biaya pemeliharaan, biaya peralatan, biaya bahan mentah tak langsung,
dan lain-lain.
Penggolongan lain atas
dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan yakni biaya yang:
1. Dapat dikendalikan (controllabel), dapat
dikatakan sebagai biaya yang sangat terpengaruh oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan.
2. Tidak dapat dikendalikan (non
controllabel), pada umumnya dikatakan bahwa untuk jangka pendek biaya
penyusutan merupakan biaya yang non controllable.
ANGGARAN BIAYA OVERHEAD
PABRIK
Yang dikategorikan
sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah biaya-biaya dalam
pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka proses produksi, kecuali
biaya bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung.
PERENCANAAN BESARNYA
ANGGARAN
Didalam menentukan
besarnya dana yang harus dianggarkan untuk anggaran biaya overhead pabrik,
terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:
1. Masalah
penanggung jawab dalam perencanaan biaya
Penanggung jawab
perencanaan: perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggungan jawab
(responsibility accounting). Atas dasar prinsip ini dikenal adanya pembagian
menjadi departemen produksi dan departemen jasa.
Departemen produksi
yaitu bagian di pabrik yang bekerja mengolah bahan mentah menjadi barang jadi
atau produk akhir.
Departemen jasa yaitu
bagian dipabrik yang menyediakan jasanya dan secara tidak langsung ikut
berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan mungkin saja sebagian
dipergunakan sendiri oleh bagian ini.
Berdasarkan pembagian
ini dikenal dua macam biaya overhead pabrik yakni BOP – langsung yang terjadi
pada departemen produksi dan BOP – tidak langsung yang terjadi pada departemen
jasa.
Item biaya yang menjadi
tanggung jawab masing-masing departemen produksi dan departemen produksi dan
departemen jasa dapat diperiksa, contohnya pada table berikut ini:
Tabel
Biaya
Overhead Pabrik
Perusahaan
Tekstil (Suatu Ilustrasi)
Item Biaya
|
BOP – Langsung
|
BOP Tidak Langsung
|
||||
Bagian Pemintalan
|
Bagian Pertenunan
|
Bagian Finishing
|
Bagian Diesel
|
Bagian Bengkel
|
Bagian Gudang &
Pembelian
|
|
1. Tempat
kerja tak langsung
|
Manajer emintalan
Mandor mesin pintal
Operator mesin pintal
Pembantu-pembantu
|
Manajer pertemuan
Mandor mesin tenun
Operator mesin tenun
Pembantu-pembantu
|
Manajer finishing
Mandor mesin
finishing
Operator mesin
finishing
Pembantu-pembantu
|
Mandor kamar diesel
Operator mesin diesel
Pembantu-pembantu
|
Mandor bengkel
Mekanik
Pembantu-pembantu
|
Kepala gudang &
pembelian
Administrasi gudang
Penjaga gudang
Petugas pembelian
|
2. Material
tak langsung
|
Berbagai bahan
penolong
|
Berbagai bahan
penolong
|
Zat-zat kimia
Zat-zat warna
Pati kenji dan
lain-lain
Material pembungkus
|
Bahan bakar diesel
Bahan pelumas
|
Berbagai sumber
cadang
|
Office supplies
|
3. Penyusutan
|
Penyusutan gudang
pabrik
Penyusutan mesin
pintal
Penyusutan aktiva
tetap lainnya
|
Penyusutan gudang
Penyusutan mesin
tenun
Penyusutan aktiva
tetap lainnya
|
Penyusutan gedung
Penyusutan mesin finishing
Inventaris lainnya
|
Penyusutan gedung
diesel
Penyusutan generator
listrik
Penyusutan
perlengkapan lainnya
|
Penyusutan gudang
pabrik
Penyusutan alat
perbengkelan
Penyusutan aktiva
tetap lainnya
|
Penyusutan gudang
pabrik
Penyusutan inventaris
gudang
Penyusutan
truk/forklift
|
4. Biaya
lainnya
|
Alat tulis habis
pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis habis
pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis habis
pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis
Air
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Alat tulis
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak kekayaan
|
2. Cara
menentukan jumlah anggaran
Hal-hal yang perlu
diperhatikan antara lain:
a) Berdasarkan
sifatnya biaya dibagi menjadi tiga macam, yakni jenis biaya fixed, jenis biaya
variabel, dan jenis biaya semi variabel.
b) Berdasarkan
wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang wewenang menentukannya
terletak dibagian itu sendiri. Ada pula biaya yang dihitung atas dasar
ketentuan yang wewenangnya terletak di luar/di atas bagian itu sendiri.
Sifat Biaya
|
Dasar Pertimbangan
|
Jenis Biaya
|
Wewenang Penganggaran
|
1. Fixed
|
1.1 Satuan waktu
1.2 Tarif tertentu
1.3 Ketentuan
perusahaan
1.4 Kebijaksanaan sendiri
|
Penyusutan AT
Pajak kekayaan
Polis asuransi
Gaji pegawai
Biaya administrasi
Suku cadang
|
Pusat*)
Pusat
Pusat
Bagian
|
2. Variabel
|
2.1 Volume x
harga/tarif
|
Bahan bakar
Material Pembungkus
Biaya perjalanan
|
Vol: bagian
harga = pusat
|
3. Semi Variabel
|
3.1 Kebijaksanaan
menganggarkan
|
Biaya pemeliharaan
|
Bagian
|
*) wewenang pusat dalam
arti bahwa pelaksanaan penganggarannya tetap terletak ditangan bagian
masing-masing, namun cara menganggarkannya tunduk pada peraturan pusat (Direksi
Departemen).
Pengawasan Biaya
Overhead
Dalam rangka pengwasan
biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi adalah pengalokasian biaya
bagian jasa atau pembantu (service) kepada bagian produksi. Dalam pengalokasian
biaya bagian jasa atau pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut
clean cost concept. Cara ini merupakan salah satu cara alokasi biaya, dimana
biaya overhead pada bagian jasa atau pembantu secara langsung dialokasikan ke
bagian-bagian produksi, dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh
masing-masing bagian produksi.
Contoh 1:
Selama proses produksi
dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul biaya overhead sebesar
Rp 1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai bagian dengan
proporsi:
Bagian
produksi I : 40%
Bagian produksi
II : 30%
Bagian produksi III :
30%
Dengan berdasarkan
proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead (Rp 1.000.000,00)
dapat dialokasikan ke masing-masing bagian dengan perhitungan sebagai berikut:
Bagian
|
Perhitungan
Alokasi Biaya
|
Alokasi
Biaya Overhead Bagian Jasa/Pembantu
|
Bagian produksi
I
Bagian produksi
II
Bagian
produksi III
|
40% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
30% x Rp 1.000.000,00
|
Rp 400.000,00
Rp 300.000,00
Rp 300.000,00
|
Contoh 2:
Pada PT. GERONIMO,
selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya overhead sebesar sebagai
berikut:
Bagian Produksi:
Bagian
produksi I Rp 12.000.000,00
Bagian produksi
II Rp 20.000.000,00
Bagian produksi III
Rp 10.000.000,00
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian Jasa/Pembantu
I Rp 2.500.000,00
Bagian
Jasa/Pembantu II Rp 5.000.000,00
Jasa bagian
Jasa/Pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi sebagai
berikut:
Bagian Produksi
|
Bagian Jasa/Pembantu
|
|
I
|
II
|
|
I
II
III
|
50%
30%
20%
|
45%
30%
25%
|
Berdasarkan Proporsi
Pemakaian jasa di atas, maka biaya overhead bagian Jasa/Pembantu dapat
dialokasikan sebagai berikut:
Keterangan
|
Bagian Produksi
|
Bagian Jasa/Pembantu
|
|||
I
|
II
|
III
|
I
|
II
|
|
Biaya Overhead 1984
Alokasi biaya
overhead bagian jasa:
Bagian Jasa I
Bagian Jasa II
|
12.000.000,00
1.250.000,00
2.250.000,00
|
20.000.000,00
750.000,00
1.500.000,00
|
10.000.000,00
500.000,00
1.250.000,00
|
2.500.000,00
(2.500.000,00)
-
|
5.000.000,00
(5.000.000,00)
-
|
Jumlah Biaya Overhead
|
15.500.000,00
|
22.250.000,00
|
11.750.000,00
|
0
|
0
|
Dalam metode ini
dinyatakan dalam bentuk persamaan aljabar:
X = a1 + b1Y
dan
Y = a2 +
b2X
dimana:
X adalah jumlah biaya
overhead bagian jasa X setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa Y
Y adalah jumlah biaya
overhead bagian jasa Y setelah menerima alokasi biaya dari bagian jasa X
A1 adalah
biaya overhead bagian jasa X sebelum alokasi
A2 adalah
biaya overhead bagian jasa Y sebelum alokasi
B1 adalah
persentase penggunaan jasa bagian Y oleh bagian X
B2 adalah
persentase penggunaan jasa bagian X oleh bagian Y
Contoh 3:
Pada PT. GENIT, selama
tahun 1984 akan timbul biaya overhead sebesar sebagai berikut:
Bagian
|
Biaya
Overhead
|
Bagian Produksi:
Bagian I
Bagian II
Bagian Jasa/Pembantu:
Bagian I
(x)
Bagian II (y)
|
Rp 10.000.000,00
Rp 15.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 4.000.000,00
|
Jasa bagian
Jasa/Pembantu selain dipakai oleh bagian produksi juga dipakai oleh bagian itu
sendiri, dimana terjadi tukar menukar jasa antara bagian Jasa I dan bagian Jasa
II. Proporsi pemakaiannya adalah sebagai berikut:
Pemberi Jasa
|
Pemakai Jasa
|
|||
Bagian Produksi
|
Bagian Jasa/Pembantu
|
|||
I
|
II
|
I (x)
|
II (y)
|
|
Bagian Jasa I
(x)
Bagian Jasa II (y)
|
50%
55%
|
40%
30%
|
-
15%
|
10%
-
|
Dengan
menggunakan metode aljabar, maka biaya tiap bagian Jasa/Pembantu
dinyatakan dengan persamaan-persamaan:
1. X
= 5.000.000 + 0,15 Y
2. Y
= 4.000.000 + 0,10 X
Kedua persamaan di atas
dikombinasikan menjadi:
X = 5.000.000 + 0,15 (4.000.000 + 0,10 X)
X = 5.000.000 + 600.000 + 0,015 X
X – 0,015 X =
5.600.000
0,985 X = 5.600.000
X = 5.685.279
(dibulatkan)
Y = 4.000.000 + 0,10 X
Y = 4.000.000 + 0,10
(5.685.279)
Y = 4.000.000 + 568.527
Y = 4.568.528
(dibulatkan)
Artinya:
1. Biaya
overhead Bagian Jasa I setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian Jasa
II adalah sebesar Rp 5.685.279,00.
2. Biaya
overhead Bagian Jasa II setelah mendapat alokasi biaya overhead dari bagian
Jasa I adalah sebesar Rp 4.568.528,00.
Dengan demikian maka
jumlah biaya overhead pabrik neto masing-masing bagian ditentukan sebagai
berikut:
Bagian Jasa
|
BOP Asli
|
Menerima
|
Memberi
|
BOP Neto
|
Bagian I (X)
Bagian II (Y)
|
5.000.000
4.000.000
|
685.279
568.528
|
568.528
685.279
|
5.116.751,00
3.883.249,00
|
Kedua biaya BOP Neto dari
Departemen Jasa I dan II ini kemudian dibebankan kepada Departemen Produksi I
dan II dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian Produksi I
|
Bagian Produksi II
|
|||
1. BOP Langsung
|
Rp 10.000.000,00
|
Rp 15.000.000,00
|
||
2. BOP tidak langsung
a. Dep. Jasa I
(X) : 50/90 x BOP neto = 2.842.639,00
b. Dep. Jasa II (Y) :
55/85 x BOP neto = 2.512.691,00
|
40/90 x BOP neto
= 2.274.112,00
30/85 x BOP neto
= 1.370.558,00
|
|||
Jumlah biaya
|
Rp 15.355.330,00
|
Rp
18.644.670,00
|
||
Atas dasar penentuan
biaya BOP untuk masing-masing bagian atau departemen produksi inilah kemudian
ditentukan tarif BOP untuk masing-masing bagian. Tarif ini diperlukan dalam
rangka penentuan harga pokok produksi.
Dari kedua contoh di
atas tampak bahwa proporsi pemakaian jasa bagian jasa/pembantu adalah
berdasarkan persentase-persentase tertentu. Ada bermacam-macam alat penghitung
yang dapat dipakai, agar pembebanan biaya benar-benar adil, artinya makin besar
jasa yang dipakai makin besar pula rupiah yang ditanggung.
Contoh 4:
Biaya Bagian Jasa
|
Dasar Pembagian
|
· Biaya
listrik
· Biaya
pemakaian gedung
· Biaya
perbaikan mesin
· Biaya
pembelian
|
Kilowatt hour yang
dipakai
Meter persegi luas
lantai
Jam kerja perbaikan
yang dipakai
Perbandingan nilai pembelian
|
Masalah Satuan Kegiatan
(Activity Base)
Satuan kegiatan atau
satuan penghitung adalah satuan yang dipakai untuk mengetahui jumlah kegiatan
yang telah dilakukan oleh bagian produksi dan bagian jasa, dalam rangka proses
produksi. Satuan kegiatan ini sangat diperlukan dalam penyusunan anggaran biaya
overhead pabrik, karena pada garis besarnya biaya overhead pabrik merupakan
hasil kali antara satuan kegiatan dengan rupiah tertentu sebagai tarif biaya
overhead (overhead rate). Satuan-satuan kegiatan yang umum dipakai pada bagian
produksi dan bagian jasa atau pembantu adalah:
1) Bagian
produksi
a)
Unit barang yang dihasilkan
b)
Jam buruh langsung (direct labor hour)
c)
Jam mesin langsung (direct machine hour)
d)
Biaya bahan mentah
e)
Biaya tenaga kerja langsung
2) Bagian
jasa/pembantu
a)
Jam reparasi langsung (direct repair
hour)
b)
Kilowatt hour, untuk bagian pembangkit
tenaga listrik
c)
Nilai pembelian bahan mentah, untuk
bagian pembelian
d)
Jam buruh langsung dan jam tenaga kerja,
untuk bagian umum dan administrasi pabrik
Perhitungan Harga Pokok
Produksi
Harga pokok produksi
barang-barang yang dihasilkan dapat dihitung apabila telah diketahui hal-hal
sebagai beikut:
1. Volume
produksi masing-masing barang (dilihat dari anggaran produksi).
2. Biaya
bahan mentah untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran bahan mentah).
3. Biaya
tenaga kerja langsung untuk masing-masing barang (dilihat dari anggaran tenaga
kerja).
4. Biaya
overhead masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
5. Satuan
kegiatan masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
6. Angka-angka
standar pada masing-masing bagian produksi dan bagian jasa atau pembantu.
Contoh 5:
PT. KOTA BARU
memproduksi 2 macam barang yakni barang A dan B. Dari Budget Produksi,
diperoleh data tentang rencana produksi sebagai berikut:
Barang
A 7.000 unit produksi
Barang
B 4.000 unit produksi
Satuan kegiatan
masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
Bagian
|
Satuan Kegiatan
|
Produksi I
Produksi II
Reparasi (bagian
Jasa/Pembantu)
|
Unit barang A
Jam mesin langsung
(DMH)
Jam reparasi langsung
(DRH)
|
Angka standar pada
bagian produksi II adalah sebagai berikut:
Barang
|
DMH
|
A
B
|
4
3
|
Angka standar pada
bagian reparasi:
Bagian yang
menggunakan jasa
|
DRH
|
Produksi I
Produksi II
|
0,20 DRH per unit A
0,07 DRH per DMH
|
Biaya overhead yang
akan timbul pada masing-masing bagian diperkirakan sebagai berikut:
Bagian
|
Biaya Overhead
|
Produksi I
Produksi II
Reparasi
|
Rp 26.000,00
Rp 16.000,00
Rp 6.000,00
|
Dari anggaran bahan
mentah diperoleh data tentang rencana biaya bahan mentah untuk masing-masing
jenis barang sebagai berikut:
Barang
|
Biaya Bahan Mentah
|
A
B
|
Rp 70.000,00
Rp 60.000,00
|
Sedangkan dari anggaran
biaya tenaga kerja diperoleh data tentang rencana biaya tenaga kerja langsung
untuk masing-masing jenis barang sebagai berikut:
Barang
|
Biaya Tenaga Kerja
Langsung
|
A
B
|
Rp 35.000,00
Rp 14.000,00
|
Dengan data-data yang
tersedia diatas hitunglah harga pokok produksi (cost of goods manufactured) masing-masing
barang!
Jawab:
Terlebih dahulu
dihitung tingkat kegiatan masing-masing kegiatan (baik bagian produksi maupun
bagian jasa/pembantu) sebagai berikut:
Bagian
|
Perhitungan
|
Satuan kegiatan
|
Tingkat kegiatan
|
Produksi I
|
(dari anggaran
produksi)
|
Unit A
|
7.000
|
Produksi II
|
Barang A = 7.000 x 4
DMH
= 28.000
Barang B = 4.000 x 3
DMH
= 12.000
|
DMH
|
40.000
|
Reparasi
|
Bagian I =
7.000 x 0,20
=1.400
Bagian II = 40.000 x
0,07
= 2.800
|
DRH
|
4.200
|
Jadi tingkat
kegiatan masing-masing kegiatan adalah:
Bagian produksi
I = 7.000 unit barang A
Bagian produksi
II = 40.000 DMH
Bagian
Reparasi = 4.200 DRH
Setelah itu kemudian
diadakan perhitungan tarif biaya overhead (overhead rate) bagi masing-masing
bagian produksi sebagai berikut:
keterangan
|
Bagian Produksi
|
|
I
|
II
|
|
Biaya overhead bagian
produksi
Pengalokasian biaya
overhead bagian reparasi (dengan dasar DRH):
Bagian produksi I
=
Bagian produksi II
=
Jumlah biaya overhead
yang akan dialokasikan ke barang A dan B
Tingkat kegiatan:
Bagian produksi
I: (dalam unit A)
Bagian produksi II:
(dalam DMH)
Tarif biaya overhead
(overhead rate)
Bagian produksi (per
unit A)
Bagian produksi II
(per DMH)
|
Rp 6.000,00
Rp 2.000,00
Rp 28.000,00
7.000 unit
|
Rp 4.000,00
Rp 20.000,00
40.000 DMH
|
Rp 4,001)
|
Rp 0,502)
|
1) = Rp 4,00
per unit
2) = Rp 0,50
per DMH
Setelah diketahui tarif
biaya overhead bagi masing-masing bagian produksi, maka dapat dihitung harga
pokok produksi barang A dan B sebagai berikut:
Keterangan
|
Barang A (7.000 unit)
|
Barang B (4.000 unit)
|
||
Total (Rp)
|
Per unit (Rp)
|
Total (Rp)
|
Per unit (Rp)
|
|
Biaya bahan mentah
langsung
Biaya tenaga kerja
langsung
Biaya overhead barang
A
Bagian 1
= 7.000 x Rp 4,00
= Rp 28.000,00
Bagian II
= 7.000 x 4 DMH x Rp
0,50
= Rp 14.000,00
Barang B
Bagian II
= 4.000 x 3 DMH x Rp
50,00
|
70.000,00
35.000,00
42.000,00
|
10,00
5,00
6,00
|
60.000,00
14.000,00
6.000,00
|
15,00
3,50
1,50
|
Jumlah
|
147.000,00
|
21,00
|
80.000,00
|
20,00
|
Penyusunan Anggaran
Biaya Overhead Pabrik
Penyusunan anggaran
biaya overhead pabrik secara terperinci dapat dipelajari dari contoh berikut
ini:
Contoh:
PT GITA BAHARI
memproduksi dua macam barang yang diberi nama jenis “X” dan “Y”. pada pabrik
terdapat tiga bagian produksi dan tiga bagian jasa/pembantu, yakni:
Bagian produksi:
· Bagian
produksi I
· Bagian
produksi II
· Bagian
produksi III
Bagian jasa/pembantu:
· Bagian
Umum dan Administrasi Pabrik
· Bagian
Pembangkit Tenaga Listrik
· Bagian
Reparasi
Pabrik menempati sebuah
bangunan besar bersama-sama dengan 2 bagian lain, yakni bagian Penjualan dan
Bagian Umum, dengan perbandingan luas lantai sebagai berikut:
· 60%
dipakai Pabrik
· 20%
dipakai bagian Penjualan
· 20%
dipakai bagian Umum
Biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk bangunan ini dibebankan kepada ketiga bagian tersebut dengan
dasar perbandingan luas lantai. Satuan kegiatan pada bagian pabrik adalah
sebagai berikut:
Bagian
|
Satuan Kegiatan
|
Produksi (I,II,III)
Umum dan Administrasi
Pabrik
Pembangkit Tenaga
Listrik
Reparasi
|
Jam Buruh Langsung
(DLH)
Jam Buruh Langsung
(DLH)
Kilowatt Hours (KWH)
Jam Reparasi Langsung
(DRH)
|
Dari anggaran produksi,
didapat data tentang rencana produksi tahun 1984 sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Barang
|
|
X
|
Y
|
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
70.000
80.000
80.000
240.000
230.000
260000
|
34.000
36.000
38.000
140.000
127.000
145.000
|
Jumlah
|
960.000
|
520.000
|
Dari Anggaran Tenaga
Kerja, diperoleh data tentang rencana jam buruh langsung (DLH) untuk bagian
Produksi sebagai berikut:
Anggaran Tenaga Kerja
Bulan dan Kuartal
|
Bagian Produksi I
|
Bagian Produksi II
|
Bagian Produksi III
|
||||||
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
X
|
Y
|
Jumlah DLH
|
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
|
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
|
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
|
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
|
-
-
-
-
-
-
|
14.000
16.000
16.000
48.000
46.000
52.000
|
28.000
32.000
32.000
96.000
92.000
104.000
|
6.800
7.200
7.600
28.000
25.000
29.000
|
34.800
39.200
39.600
124.000
117.400
133.000
|
Jumlah
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
192.000
|
-
|
192.000
|
384.000
|
104.000
|
488.000
|
Catatan:
Barang X diproses
melalui bagian produksi I, II, III. Sedangkan barang Y hanya melalui bagian
produksi I dan II.
Dengan berdasarkan
pengalaman pada waktu-waktu lampau dan memperhatikan rencana produksi, maka
kepala bagian jasa/pembantu membuat rencana tingkat kegiatan bagian Pembangkit
Tenaga Listrik dan Bagian Reparasi sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Bagian Pembangkit
Tenaga Listrik (KWH)
|
Bagian Reparasi (DRH)
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
1.450.000
1.600.000
1.600.000
5.100.000
4.800.000
5.450.000
|
290
330
320
1000
970
1090
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4.000
|
Dalam mengalokasikan
biaya gedung dan biaya overhead bagian jasa/pembantu digunakan pendekatan
Direct Departmental Cost, dengan berdasarkan proporsi sebagai berikut:
1. Biaya gedung: 60%
dari biaya gedung dibebankan kepada bagian-bagian dalam Pabrik, dengan proporsi
sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
· Bagian
Pembangkit Tenaga Listrik
· Bagian
Reparasi
Bagian Produksi
· Bagian
produksi I
· Bagian
produksi II
· Bagian
produksi III
|
10%
5%
36,89%
18,312%
29,798%
|
Jumlah
|
100%
|
2. jasa bagian umum dan
administrasi pabrik, digunaan bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai
berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
Bagian Pembangkit
Tenaga Listrik
Bagian Reparasi
Bagian Produksi
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
10%
10%
50%
10%
20%
|
Jumlah
|
100%
|
3. Jasa bagian
Pembangkit Tenaga Listrik digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi
sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian jasa/pembantu
Bagian Reparasi
Bagian Produksi:
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
500.000
10.000.000
5.000.000
4.500.000
|
Jumlah
|
20.000.000
|
4. Jasa bagian Reparasi
digunakan oleh bagian-bagian lain dengan proporsi sebagai berikut:
Bagian
|
Persentase
|
Bagian produksi I
Bagian produksi II
Bagian produksi III
|
1.600
800
1.600
|
Jumlah
|
4.000
|
Biaya gedung yang akan
terjadi selama tahun 1984 diperkirakan sebagai berikut:
Bulan dan Kuartal
|
Biaya Gedung
|
Januari
Februari
Maret
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
|
Rp 13.200.000
Rp 12.300.000
Rp 12.220.000
Rp 36.380.000
Rp 37.000.000
Rp 38.900.000
|
Jumlah
|
Rp 150.000.000
|
Kepala bagian pabrik,
dengan berdasarkan pengalaman dan pertimbangannya membuat rencana biaya-biaya
overhead pada bagian jasa/pembantu selama tahun 1984 adalah sebagai berikut:
ANGGARAN
BIAYA DISTRIBUSI
Biaya
distribusi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memasarkan
barang atau menyampaikan barang ke pasar. Termasuk kedalamnya adalah:
1. Biaya tenaga kerja bagian penjualan, yang
terdiri dari:
a. Pengawas
penjualan (supervisor)
b. Tenaga
penjual (salesman)
c. Pegawai
kantor penjualan
2. Biaya angkut (freigh); dalam hal ini
biaya pengangkutan barang jadi dari pabrik ke pasar.
3. Biaya perjalanan yang terdiri dari:
a.
Biaya transport petugas penjualan
b.
Biaya penginapan petugas penjualan
c.
Biaya konsumsi petugas penjualan
4. Biaya telepon;dalam hal ini biaya telepon
yang dikeluarkan untuk kepentingan penjualan barang.
5. Komisi
yaitu uang yang diberikan kepada orang-orang tertentu yang telah ikut berjasa
dalam transaksi jual beli barang, mungkin juga para salesman itu sendiri dan
pihak-pihak lain.
6. Penyusutan
alat-alat kantor bagian penjualan.
7. Biaya
administrasi penjualan.
8. Biaya
asuransi.
9. Pajak.
10. Biaya Advertensi dan Promosi.
Dalam bagian yang membicarakan
Anggaran Komprehensif telah dikatakan bahwa advertensi dan promosi hasur
disusun tersendiri lebih dahulu, sebagai Anggaran Biaya Advertensi (termasuk
anggaran type Appropriasi).
Daerah Penjualan
|
Biaya Advertensi dan Promosi
|
Kantor Pusat
Jawa Barat + DKI
Jawa Tengah
Jawa Timur
|
Rp 60.000,00
24.000,00
36.000,00
12.000,00
|
Jumlah
|
Rp 132.000,00
|
Angka-angka
dalam anggaran biaya advertensi di atas kemudian dimasukkan pada budget biaya distribusi
untuk masing-masing penjualan.
Untuk
merencanakan besarnya biaya distribusi digunakan berbagai cara pendekatan
yaitu:
1.
Diperkirakan secara langsung. Cara ini sangat subjektif sehingga banyak sekali
kelemahan-kelemahannya.
2.
Dengan mempertimbangkan keadaan persaingan. Pada dasarnya apabila tingkat
persaingan dirasakan makin ketat, maka biaya distribusi terpaksa diperbesar,
terutama untuk biaya advertensi dan promosi.
3.
Dengan menentukan persentase tertentu dari penjualan.
4.
Dengan menentukan jumlah tertentu untuk setiap unit barang yang terjual.
5.
Dengan memperhatikan tingkat keuntungkan tahun yang lalu.
6.
Berdasarkan return on investment, yaitu imbangan antara tingkat keuntungan
dengan investasi.
7.
Task Method. Dalam metode ini kegiatan promosi yang akan dijalankan diperinci.
Manfaat Penyusunan Anggaran Biaya Distribusi
Penyusunan
anggaran biaya distribusi mendatangkan manfaat yang besar bagi perusahaan,
terutama dalam hal: perencanaan, koordianasi, dan pengawasan.
Dalam
bidang perencanaan dengan disusunnya anggaran biaya distribusi maka perusahaan
dihadapkan pada keharusan untuk merencanakan secara terperinci biaya-biaya yang
akan dikeluarkan. Dilain pihak, anggaran biaya distribusi dapat dipakai sebagai
alat koordinasi bagian penjualan. Semua petugas penjualan, baik pengawas
penjualan maupun tenaga salesman dapat bekerja sama untuk merencanakan kegiatan
promosi. Anggaran biaya distribusi juga bermanfaat sebagai alat pengawasan.
Penyimpangan biaya distribusi dari rencana (misalnya menjadi terlalu besar)
kadang-kadang mengakibatkan kenaikan harga jual barang.
Contoh Anggaran Biaya Distribusi
Dengan asumsi bahwa anggaran penjualan telah disusun sebelumnya dan biaya
distribusi disusun berdasarkan rupiah penerimaan penjualan, maka anggaran biaya
distribusi dapat disusun sebagai berikut:
PT
MERCUSUAR
Anggaran
Biaya Distribusi
1984
(dalam
ratusan rupiah)
Biaya/Daerah
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Kwar.
II
|
Kwar.
III
|
Kwar.
IV
|
Jumlah
|
Kantor
Penjualan:
Gaji
pengawas
Telepon
Penyusutan
alat kantor
Biaya
alat-alat kantor
Biaya
kendaraan
Advertensi
|
12.000
1.314
50
909
2.132
5.000
|
12.000
1.353
50
968
2.275
5.000
|
12.000
1.387
50
1.019
2.397
5.000
|
36.000
4.035
150
2.868
6.734
15.000
|
36.000
3.607
150
2.221
5.165
15.000
|
36.000
4.165
150
3.064
7.210
15.000
|
144.000
15.861
600
11.049
25.913
60.000
|
Jumlah
|
21.405
|
21.646
|
21.853
|
64.787
|
62.143
|
65.589
|
257.423
|
Jawa
Barat & DKI:
Gaji
pengawas
Biaya
perjalanan
Biaya
telepon
Komisi
penjualan
Ongkos
angkut
Advertensi
|
6.000
2.129
789
7.200
1.628
2.000
|
6.000
2.314
847
8.280
1.857
2.000
|
6.000
2.184
806
7.520
1.096
2.000
|
18.000
6.525
2.410
22.400
6.054
6000
|
18.000
5.466
2.075
16.200
3.738
6.000
|
18.000
6.661
2.452
23.200
5.225
6.000
|
72.000
25.279
9.379
84.800
19.198
24.000
|
Jumlah
|
19.746
|
21.298
|
20.266
|
60.389
|
51.479
|
61.538
|
234.656
|
Jawa
Tengah:
Gaji
pengawas
Biaya
perjalanan
Biaya
telepon
Komisi
penjualan
Ongkos
angkut
Advertensi
|
8.000
2.470
1.198
9.084
1.530
3.000
|
8.000
2.675
1.277
10.356
1.724
3.000
|
8.000
2.852
1.346
11.460
1.893
3.000
|
24.000
8.065
3.848
31.320
5.213
9.000
|
24.000
6.454
3.221
21.300
3.679
9.000
|
24.000
8.296
3.938
32.760
5.432
9.000
|
96.000
30.812
14.828
116.280
19.471
36.000
|
Jumlah
|
25.282
|
27.032
|
28.551
|
81.446
|
67.654
|
83.426
|
313.391
|
Jawa
Timur:
Gaji
pengawas
Biaya
perjalanan
Biaya
telepon
Komisi
penjualan
Ongkos
angkut
Advertensi
|
3.000
1.001
421
3.732
674
1.000
|
3.000
865
371
2.964
583
1.000
|
3.000
1.045
437
3.984
704
1.000
|
9.000
2.804
1.190
10.080
1.890
3.000
|
9.000
2.580
1.109
8.820
1.740
3.000
|
9.000
3.346
1.387
13.140
2.253
3.000
|
36.000
11.641
4.915
42.720
7.844
12.000
|
Jumlah
|
9.828
|
8.783
|
10.170
|
27.969
|
26.249
|
32.126
|
115.120
|
Jumlah
keseluruhan
|
79.469
|
82.148
|
84.325
|
244.639
|
215.577
|
253.339
|
959.497
|
ANGGARAN BIAYA UMUM DAN ADMINISTRASI
Biaya-biaya
yang dikategorikan sebagai biaya administrasi adalah semua biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan dalam kegiatannya, selain biaya-biaya pabrik dan
biaya distribusi. Pada perusahaan-perusahaan yang relative besar, biaya
administrasi timbul pada bagian-bagian: administrasi, pembukuan, perbekalan,
dan bagian staf. Sehingga anggaran biaya administrasi secara keseluruhan,
mencakup:
1.
Biaya untuk direksi dan stafnya, termasuk gaji, bonus tahunan, biaya
perjalanan, biaya representasi, dan administrasi kantor direksi.
2.
Biaya departemen keuangan yang meliputi gaji dan dana kesejahteraan, biaya
perjalanan dan biaya administrasi departemen, biaya penyusutan aktiva tetap.
3.
Biaya departemen umum dan administrasi yang meliputi gaji dan dana
kesejahteraan, biaya perjalanan, biaya komunikasi (telepon, telegram, telex),
asuransi pegawai, penyusutan macam-macam aktiva tetap, listrik dan air.
Contoh:
Pada PT KENCANA MURNI terdapat 2 bagian yang diperhitungkan dalam penyusunan
anggaran biaya administrasi, yakni bagian administrasi dan bagian pembukuan.
Anggaran Biaya Administrasi secara total adalah sebagai berikut:
PT
KENCANA MURNI
Anggaran
Biaya Umum dan Administrasi
Tahun
1984
Keterangan
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
Kwar.
II
|
Kwar.
III
|
Kwar.
IV
|
Jumlah
|
Bagian
Administrasi
· Gaji
· Biaya
perjalanan
· Telepon
· Penyusutan
· Asuransi
· Pajak
· Peralatan
kantor
|
500.000
75.000
75.000
5.000
2.000
2.000
1.000
|
500.000
75.000
79.000
5.000
2.000
2.000
1.100
|
500.000
75.000
83.900
5.000
2.000
2.000
1.200
|
1.500.000
225.000
236.400
15.000
6.000
6.000
3.200
|
1.500.000
225.000
184.000
15.000
6.000
6.000
2.300
|
1.500.000
225.000
252.300
15.000
6.000
6.000
3.400
|
6.000.000
900.000
911.400
60.000
24.000
24.000
12.200
|
Jumlah
|
660.000
|
664.000
|
669.100
|
1.991.600
|
1.938.300
|
2.007.700
|
7.931.600
|
Bagian
Pembukuan
· Gaji
· Biaya
perjalanan
· Telepon
· Penyusutan
· Asuransi
· Pajak
· Peralatan
kantor
|
400.000
10.000
10.000
20.000
2.000
3.000
5.000
|
400.000
10.000
10.400
20.000
2.000
3.000
5.400
|
400.000
10.000
10.700
20.000
2.000
3.000
5.700
|
1.200.000
30.000
31.000
66.000
6.000
9.000
16.000
|
1.200.000
30.000
26.600
60.000
6.000
9.000
11.600
|
1.200.000
30.000
32.300
60.000
6.000
9.000
17.300
|
4.800.000
120.000
121.000
240.000
24.000
36.000
61.000
|
Jumlah
|
450.000
|
450.800
|
451.400
|
1.352.000
|
1.343.200
|
1.354.600
|
5.402.000
|
Jumlah
(1 tahun)
|
1.110.000
|
1.115.700
|
1.120.500
|
3.343.600
|
3.281.500
|
3.362.300
|
13.333.600
|
No comments:
Post a Comment